PORTOFOLIO DAN PARADIGMA BARU
DALAM PENILAIAN MATEMATIKA
Oleh: Elin Rusoni
(Widyaiswara PPPG Tertulis Bidang Studi Matematika,
Mahasiswa Pascasarjana (S2) Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung)
Key word: How to evaluate what student understood about subjects
has been tought
Paradigma baru pendidikan matematika, menghendaki dilakukan inovasi yang teritegrasi dan berkesinambungan.
Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kebiasaan guru dalam mengumpulkan
informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes akan sangat bermanfaat dalam
menentukan tingkat penguasaan siswa dan dalam evaluasi keefektifan proses pembelajaran.
Informasi yang akurat tentang hasil belajar, minat dan kebutuhan siswa hanya dapat diperoleh melalui
asesmen dan evaluasi yang efektif. Penilaian yang biasa digunakan dalam sistem pendidikan kita adalah melalui deskripsi kuantitatif,
yaitu tes (tertulis). Sedangkan asesmen yang sedang berkembang saat ini adalah penilaian protofolio yang disinyalir memiliki
banyak manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa.
A. Apakah Portofolio itu ?
Batasan portofolio banyak para ahli yang memberi batasan, antara lain sebagai berikut.
Paulson (191 : 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha,
perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi
isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.
Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung
pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa
ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain
yang tertarik berkepentingan.
Protofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar
sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama
dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan
secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru,
catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang
dibuat siswa. .
Mengingat begitu beragamnya jenis protofolio, guru dapat mengumpulkannya melalui cara. Cara yang akan
dipakai disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan.
Berikut ini adalah model portofolio matematika yang berisi contoh-contoh pekerjaan siswa.
1) Uraian tertulis hasil kegiatan praktik- atau penyelidikan matematika.
2) Gambar-gambar
dan laporan lisan, perluasan analisis situasi masalah dan penelitian.
3) Uraian dan diagram dari proses
pemecahan masalah.
4) Penyajian data statistik dan grafik.
Disamping itu, hal-hal lainnya yang dapat dicantumkan dalam portofolio matematika adalah sebagai berikut.
1) Laporan penyelidikan tentang ide matematika seperti hubungan antara dua fungsi, koordinat grafik,
aritmatika, aljabar dan geometri.
2) Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah.
3)
Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa
4) Salinan piagam penghargaan
5) Video dan pekerjaan
siswa yang menggunakan komputer. (Stenmark 1991: 63)
B. Manfaat Protofolio
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh
Berenson dan Certer (1995:184) berikut ini.
1) Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu
2) Mengetahui bagian-bagian
yang perlu diperbaiki
3) Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar
4)
Mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai
berikut.
1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas
2) Penekanan pada hasil pekerjaan
terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang
lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain
4) Keterampilan
asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik
5) Memberikan
kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi
sama-sama menuju tujuan umum)
6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa
bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.
Adapun keuntungan penggunaan portofolio matematika secara khusus antara lain sebagai berikut.
1) Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan yang sesungguhnya telah diperoleh
2)
Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program matematika yang perlu ditekankan
3) Catalan kemajuan
siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan pembelajaran yang cukup lama (Stenmark, 1991:63)
C. Pelaksanaan Asesmen Portofolio Matematika
Pelaksanaan asesmen portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman belajarnya. dan
kejujuran guru. dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan
urgensi laporan yang jujur dari siswa.
Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut.
1) Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku
siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan,
dan lembar rekaman kejadiaannya.
2) Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan
tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa
3) Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan
siswa
4) Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5) Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi
keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya : tes hasil belajar,
PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Aspek-aspek yang bisa dievaluasi dalam bidang matematika menurut Stenmark (1991 : 64) sebagai berikut.
1) Pemahaman Permasalahan (Problem Comprehension)
2) Pendekatan dan Strategi
(Approaches and Strategies)
3) Hubungan (Relationships)
4) Fleksibilitas
(Flexibility)
5) Komunikasi (Communication)
6) Dugaan dan Hipotesis
(Curiosty and Hypotheses)
7) Persamaan dan Keadilan (Equality and Equity)
8)
Penyelesaian (Solutions)
9). Hasil Pengujian (Examining Results)
10)
Pembelajaran Matematika (Mathematical Learning)
11) Asesmendiri (Self-Assessment)
Salah satu bagian penting dari penilaian portofolio matematika adalah mengajukan pertanyaan. Mengajukan
pertanyaan yang benar merupakan suatu seni yang hams dilatih oleh guru.
Contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk mengevaluasi aspek fleksibilitas dengan tujuan untuk mengambil
atau mengetahui apakah siswa bisa menggunakan/menggantikan dengan cara lainnya bila sesuatu tidak dikerjakan dengan cara yang
telah diberikan, apakah mereka teguh dalam usahanya, dan apakah mereka mencoba yang lain?
Untuk tujuan -tersebut bisa diajukanpertanyaan seperti berikut.
- apakah kamu telah mencoba atau hanya menebak ?
- Apakah kamu bisa menyelesasikan dengan menggunakan cara lain ?
- Apa lagi yang telah kami coba ?
- Coba tunjukkan masalah sejenis. Apakah inimasalah yang lebih mudah ?
- Dan lain-lain.
Sedangkan dalam aspek hubungan yang tujuannya adalah untuk mengungkap apakah siswa melihat hubungan
dan mengenali ide utamanya, apakah mereka mengaitkan masalah dengan masalah serupa yang telah dipelajari terdahulu?.
Pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut
- Apakah ubungan antara yang ini dengan yang itu?
- Apa kesamaannya? Apa perbedaannya?
- Apakah ada polanya?
- Misalnya kita mengabil bagian ini. Akan J'adi apakah sisanya?
- Bagaimana jika kamu memindahkan bagian ini?
- Dapatkan kamu menulis masalah lain yangberkaitan dengan masalah ini?
Mengevaluasi portofolio bukanlah suatu tugas yang mudah, sebab tidak pernah ada dua portopolio ada
dua portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan individu yang menyiapkan portopolio tersebut akan mengikutsertakan item-item
yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya Salah satu cara untuk mengevaluasi portopolio adalah dengan penggunaan
rublik. Cara ini menggunakan skala nilai untuk memberi skor pada item yang mengharuskan murid menjawabnya dalam bentuk tulisan
dengan jawaban yang banyak (open-open item) pada soal yang diberikan. Murid bebas menjawab (free response questions)
atau terdapat serbagai cara untuk memperoleh jawaban (Heddens dan Speer dalam Sabandar: 4).
Sabandar mengemukakan salah satu contoh rublik dalam menjawab open-ended questions sebagai
berikut:
Skor |
Kriteria |
4 |
Lengkap dan kompeten |
3 |
Kompetensi dasar |
2 |
Jawaban parsial |
1 |
Jawaban coba-coba |
0 |
Tidak ada respon |
Dengan menggunakan skala tersebut, seseorang individu dapat memperoleh skor dari 0 sampai 4 untuk
suatu item. Hal ini tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru dalam item tersebut. Skor 3 untuk suatu item dalam rublik
ini tidak berarti menunjukkan 75 % indkator terpenuhi. Skor 3 dalam hal ini merupakan suatu indikator numerik yang menyatakan
apa yang dimiliki oleh individu.
Rublik lain mungkin menggunakan skor dari 0 s.d. 2, atau dari 0 s.d. 6, atau 0 s.d. 8, atau bahkan
dari 0 s.d.10.
D. Penutup
Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara baik dan
teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi
guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa.
Portofolio itu beragam jenisnya, guru dapat mengumpulkannya melalui banyak cara sesuai dengan tujuan,
cara yang akan dipakai, tingkatan siswa ataujenis kegiatan yang dilakukan.
Portofolio angar bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa memberikan
gambaran otentik kepada guru tentang apa yang telah dipelajari siswa kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar
dan jenis bantuan yang diharapkan siswa.
Penilaian portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang pemahaman siswa mengenai
suatu konsep. Asesmen portofolio juga dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggungjawab dalam belajar, memonitor
diri sendiri dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-argumen yang
logis.
Daftar Pustaka
Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition. Boston : Allyn
and Bacon.
Hamm, Mary & Adams, Dennis. (1991). Portofolio - It's not just forarttists anymore.
The Science Teacher. Mei 199.
Paulson, F Leon, PasrI R & Meyer, Carol A. (1991). What makes a Portofolio
? Eight thoughtful
guidelines will help educators encourage self-directed learning.
Educational Leadership. February 1991.
Ramdi, Hartono (199). Penerapan Asemen Portofolio dalam Mengembangkan
Konsep Dili Siswa Terhadap Matematika. Tesis. PPS IKIP Bandung.
Stenmark, Jean Krr. (1991). Math
Portofolio : A New Form of Assessment. Teaching K-8. August/September 1991.